Cinta..
mempermainkan aku begitu hebat..
Menjungkir
balikkan logika serta akal sehatku..
Lagi lagi..
selalu.. aku yang memposisikan diri sebagai yang tersakiti..
Berkomitmen
untuk tidak terlalu mencintai secara berlebihan sejak awal..
Namun janji
janji mu menggagalkan komitmenku..
Perhatian
serta sikap manjamu memaksaku untuk mencintaimu..
Sebesar atau
bahkan lebih besar dari cintamu padaku..
Same
mistake..
Selalu jatuh
ke dalam lubang yang sama..
Kini tentang
kamu..
Tentangmu
yang pernah ku cintai 3 tahun lalu..
Kita
dipertemukan kembali di waktu yang tepat..
Disaat kau
tak dimiliki dan aku pun sendiri..
Begitu mudah
rasanya kembali mencintaimu..
Dan begitu
pula kau yang memberi harapan menggebu padaku..
Menjadi
kekasih dalam waktu pendekatan yang singkat..
Berjanji
untuk saling menyayangi..
Berjanji
untuk tak saling meninggalkan..
Berjanji
untuk tetap bersama walau ada yang tersakiti..
Berjanji
untuk mengalahkan jarak yang ada..
Rasanya
segalanya lebih dari sempurna untukku..
Mencintaimu
begitu menyenangkan..
Membangunku
untuk menjadi lebih baik dalam segala hal..
Memotivasi
aku untuk menjalani hidup lebih baik dengan mu sebagai penopang yang slalu ada
untuk menyemangatiku disaat ku harus terjatuh baik oleh hal sepele maupun hal yang
dasyat..
Kau lebih
dari sekedar kekasih..
Kau
semangat.. kau nafas.. kau inspirasi.. kau jiwa..
Kau lagu
terindah.. kau hari hariku.. kau detikan hidupku..
Kau
kekuatan.. kau kesayangan..
Kau
mengajarkan ku untuk tetap menjadi diri sendiri..
Kau mengajarkan
ku mencinta dalam jarak yang terbentang hebat..
Mencoba
mencintaimu dengan sesederhana mungkin..
Tapi lagi..
perhatianmu.. caramu mencintaiku.. bagaimana kamu meminta kasih sayang..
Membuatku
merasa tak adil jika aku harus mencintaimu setengah hati..
Hingga tiba
saat dimana aku memutuskan untuk menyerahkan seluruh hatiku padamu..
Mencoba
berani untuk menitipkan utuh hatiku padamu..
Tanpa pernah
terfikir akan kau perlakukan seperti apa hatiku itu..
Kau terlalu
manis.. kau memuji ku dengan kata kata indah..
Kau
mengucapkan semua kata-kata indah yang seperti nya kau sangat yakin akan
menepatinya..
“aku takkan
pernah bosan paadamu”
“aku takkan
mau meninggalkanmu”
“kamu hanya
harus aada di hatiku terus, itu lebih dari cukup”
Terlena
dengan semua ucapan ucapan dari bibir indahmu..
Terbuai dan
tak sadar aku sudah membuang akal sehatku..
Aku mulai
tenggelam jauh ke dalam cintamu..
Kau ijinkan
aku memasuki tempat dihatimu yang belum pernah dimasuki oleh siapapun..
Sudah ku
katakan berulang kali.. pada diriku sendiri..
Otakku
mengatakan “jangan terlalu mempercayai kata-kata yang terlalu indah”
Tapi lagi
dan laagi hatiku menjawab “aku yakin dia lah yang bisa. Aku yakin dia yang
terbaik”
Parahnya...
Semua
terulang lagi..
Lagi... dan
lagi....
Tapi luka
kali ini berbeda..
Entah apa
yang membuatnya beda..
Luka yang
luar biasa perih..
Sungguh kau
bagai raga tanpa hati..
Sungguh aku
tak bisa mempercayai apa yang sudah terjadi..
Tak bisa
mempercayai kau berubah begitu mudah..
Kau putuskan
aku tiba-tiba..
Sepihak..
tanpa alasan pada awalnya..
Kau tak mau
bicara.. kau membiarkan ku tercekik dengan segala kebingungan..
Apa maksut
semua ini ? apa salah yang telah kuperbuat?
Mengapa kau
lakukan ini ? apa salah ku ?
Sudahkan kau
lupakan semua janjimu ? apa salah diriku padamu ?
Bagaimana
dengan perasaanku ? apa yang telah kulakukan padamu ?
Jutaan
pertanyaan yang terjawab oleh keheningan yang tak berakhir..
Kau tak
berani menghadapi kenyataan bahwa kau berkewajiban untuk menjelaskan padaku..
Bahwa aku
berhak untuk mendapat alasan jelas akan semua perbuatanmu padaku..
Semua
usahaku sia sia..
Memohon,
mengemis.. sia-sia..
Kau sama
sekali tak menganggapku terluka karna perbuatanmu..
Kau diam..
membungkan mulut..
Kau terlalu
pengecut untuk menghadapi diriku yang tengah tertusuk oleh berjuta pedang yang
menghantam tanpa rasa sabar..
Kau terlalu
takut untuk menjelaskan melalui lisan..
Kau terlalu
takut untuk membiarkan telingaku mendengar semua penjelasan darimu..
Kau membuang
hatiku bagai sampah..
Hatiku yang
kutitipkan padaamu..
Kau
membuangku bagai benda yang sudah kau tak tau masih bisa mempergunakannya atau
tidak..
Kau
meninggalkanku begitu mudah.. setelah kau merasa tak membutuhkan diriku..
Setelah..
Ada orang
lain yang lebih kau butuhkan..
kau fikir
hatiku apa ?
apakah kau
tak mengenal rasa sakit ?
sehingga kau
fikir semua perlakuanmu padaku tak menimbulkan luka ?
sehingga kau
fikir semua perlakuanmu takkan memancing air mata berlebihan ?
Kau tau ?
kau selalu mengatakan bahwa jarak bukanlah masalah besar..
Dulu aku
yang mengatakan aku tak mampu menghadapi jarak..
Namun
kini..kau yang menunjukkan bahwa kau tak mampu menghadapi jarak..
Dulu aku
yang mengatakan aku membutuhkan seseorang disampingku..
Namun
kini..Kau yang lebih membutuhkan orang yang bisa selalu berada di sampingmu..
Dulu kau
yang sangat yakin bahwa cintamu takkan berakhir..
Namun
kini..kau yang mengakhiri semuanya..
Mengambil
keputusan seenaknya..
Tanpa
memikirkan bagaimana aku.. bagaimana perasaanku..
Dengan
santainya..
Kau
mengumbar cintamu dengan orang yang baru..
Terlalu
kejam kau tak memikirkan aku yang masih dalam keadaan tak menentu..
Atau kau
sengaja melakukan semuanya agar aku berhenti berharap ?
Bukan begitu
caranya..
Sungguh
bukan begitu caranya...
Tiada lagi
harapan..
Sia sia..
Apapun yang
kulakukan takkan membuatmu kembali memikirkan semua yang lalu..
Usaha ku
bertahan takkan kau anggap ada..
Hanya akan
menyakiti ku saja..
Kini aku
harus belajar untuk merelakan..
Kini aku
harus belajar untuk mengikhlas..
Meninggalkanmu
dengan sayatan dalam hatiku yang merobek begitu dahsyat..
Melepaskanmu
dalam tetesan air mataku yang amat berharga..
Dan kau
pantas mendapatkan penghargaan itu..
Karna kau
sangat berharga untukku..
Sayang..
Aku bahagia
jika kau menemukan seseorang yang akan selalu ada untukmu..
Kuharap kau
tak akan rasakan hal yang sama seperti apa yang telah terjadi padaku..
Aku selalu
berdoa untukmu..
Aku pasti
akan sangat merindukan semua perbincangan kita..
Merindukan
bagaimana kau memanggilku sayang..
Merindukan
degup jantung yang begitu hebat saat melihatmu dan berbincang walau hanya
melalui telepon genggam..
Merindukan
gelora yang selalu muncur di setiap kau tertawa.. kita tertawa..
Merindukan
isyarat isyarat yang tak terucap karna terlalu malu untuk saling
mengungkapkan..
Merindukan
getar hati saat cemburu oleh hal sepele yang ada disekitarmu..
Merindukan
caramu membujukku untuk kembali tertawa..
Merindukan
gaya bicaramu yang selalu membuatku tak tega..
Merindukan
suaramu yang sudah terjerat oleh rasa kantuk..
Merindukan
semua tentangmu..
Semua.. yang
tak pernah bisa kulupakan..
Tiap
detiknya..
Yang amat
sangat mudah kuingat dalam memori otakku yang kecil..
Semuanya..
setiap detiknya.. setiap kata.. setiap tawa..
Aku ingat..
Aku ingat
semuanya..
Tak bisa
kulupakan..
Tak pernah bisa.......
tak akan bisa....
Selamat
tinggal, sayangku..
Kesayanganku..
Aku selalu
menyayangimu..
Hatiku cukup
luas untuk tetap menyimpanmu di dalamnya..
Dan aku akan
selalu disini.. jikalau kau membutuhkanku lagi..
Aku selalu
ingin menjadi alasan untukmu pulang..
Walau
sebagai sahabat saja..
Ku harap
kita bisa menjadi teman.. sahabat.. seperti dulu..
Seperti dulu
saat kita belum pernah menyatu dalam ikatan cinta..
Terima kasih
atas cintamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar