Laman

Rabu, 10 April 2013

Coretan Patah Hati


Cinta.. mempermainkan aku begitu hebat..
Menjungkir balikkan logika serta akal sehatku..
Lagi lagi.. selalu.. aku yang memposisikan diri sebagai yang tersakiti..
Berkomitmen untuk tidak terlalu mencintai secara berlebihan sejak awal..
Namun janji janji mu menggagalkan komitmenku..
Perhatian serta sikap manjamu memaksaku untuk mencintaimu..
Sebesar atau bahkan lebih besar dari cintamu padaku..

Same mistake..
Selalu jatuh ke dalam lubang yang sama..

Kini tentang kamu..
Tentangmu yang pernah ku cintai 3 tahun lalu..
Kita dipertemukan kembali di waktu yang tepat..
Disaat kau tak dimiliki dan aku pun sendiri..
Begitu mudah rasanya kembali mencintaimu..
Dan begitu pula kau yang memberi harapan menggebu padaku..

Menjadi kekasih dalam waktu pendekatan yang singkat..
Berjanji untuk saling menyayangi..
Berjanji untuk tak saling meninggalkan..
Berjanji untuk tetap bersama walau ada yang tersakiti..
Berjanji untuk mengalahkan jarak yang ada..

Rasanya segalanya lebih dari sempurna untukku..
Mencintaimu begitu menyenangkan..
Membangunku untuk menjadi lebih baik dalam segala hal..
Memotivasi aku untuk menjalani hidup lebih baik dengan mu sebagai penopang yang slalu ada untuk menyemangatiku disaat ku harus terjatuh baik oleh hal sepele maupun hal yang dasyat..
Kau lebih dari sekedar kekasih..
Kau semangat.. kau nafas.. kau inspirasi.. kau jiwa..
Kau lagu terindah.. kau hari hariku.. kau detikan hidupku..
Kau kekuatan.. kau kesayangan..
Kau mengajarkan ku untuk tetap menjadi diri sendiri..
Kau mengajarkan ku mencinta dalam jarak yang terbentang hebat..

Mencoba mencintaimu dengan sesederhana mungkin..
Tapi lagi.. perhatianmu.. caramu mencintaiku.. bagaimana kamu meminta kasih sayang..
Membuatku merasa tak adil jika aku harus mencintaimu setengah hati..

Hingga tiba saat dimana aku memutuskan untuk menyerahkan seluruh hatiku padamu..
Mencoba berani untuk menitipkan utuh hatiku padamu..
Tanpa pernah terfikir akan kau perlakukan seperti apa hatiku itu..

Kau terlalu manis.. kau memuji ku dengan kata kata indah..
Kau mengucapkan semua kata-kata indah yang seperti nya kau sangat yakin akan menepatinya..
“aku takkan pernah bosan paadamu”
“aku takkan mau meninggalkanmu”
“kamu hanya harus aada di hatiku terus, itu lebih dari cukup”

Terlena dengan semua ucapan ucapan dari bibir indahmu..
Terbuai dan tak sadar aku sudah membuang akal sehatku..
Aku mulai tenggelam jauh ke dalam cintamu..
Kau ijinkan aku memasuki tempat dihatimu yang belum pernah dimasuki oleh siapapun..
Sudah ku katakan berulang kali.. pada diriku sendiri..
Otakku mengatakan “jangan terlalu mempercayai kata-kata yang terlalu indah”
Tapi lagi dan laagi hatiku menjawab “aku yakin dia lah yang bisa. Aku yakin dia yang terbaik”

Parahnya...
Semua terulang lagi..
Lagi... dan lagi....
Tapi luka kali ini berbeda..
Entah apa yang membuatnya beda..
Luka yang luar biasa perih..
Sungguh kau bagai raga tanpa hati..
Sungguh aku tak bisa mempercayai apa yang sudah terjadi..
Tak bisa mempercayai kau berubah begitu mudah..

Kau putuskan aku tiba-tiba..
Sepihak.. tanpa alasan pada awalnya..
Kau tak mau bicara.. kau membiarkan ku tercekik dengan segala kebingungan..
Apa maksut semua ini ? apa salah yang telah kuperbuat?
Mengapa kau lakukan ini ? apa salah ku ?
Sudahkan kau lupakan semua janjimu ? apa salah diriku padamu ?
Bagaimana dengan perasaanku ? apa yang telah kulakukan padamu ?
Jutaan pertanyaan yang terjawab oleh keheningan yang tak berakhir..
Kau tak berani menghadapi kenyataan bahwa kau berkewajiban untuk menjelaskan padaku..
Bahwa aku berhak untuk mendapat alasan jelas akan semua perbuatanmu padaku..

Semua usahaku sia sia..
Memohon, mengemis.. sia-sia..
Kau sama sekali tak menganggapku terluka karna perbuatanmu..
Kau diam.. membungkan mulut..
Kau terlalu pengecut untuk menghadapi diriku yang tengah tertusuk oleh berjuta pedang yang menghantam tanpa rasa sabar..
Kau terlalu takut untuk menjelaskan melalui lisan..
Kau terlalu takut untuk membiarkan telingaku mendengar semua penjelasan darimu..

Kau membuang hatiku bagai sampah..
Hatiku yang kutitipkan padaamu..
Kau membuangku bagai benda yang sudah kau tak tau masih bisa mempergunakannya atau tidak..
Kau meninggalkanku begitu mudah.. setelah kau merasa tak membutuhkan diriku..

Setelah..

Ada orang lain yang lebih kau butuhkan..

kau fikir hatiku apa ?
apakah kau tak mengenal rasa sakit ?
sehingga kau fikir semua perlakuanmu padaku tak menimbulkan luka ?
sehingga kau fikir semua perlakuanmu takkan memancing air mata berlebihan ?

Kau tau ? kau selalu mengatakan bahwa jarak bukanlah masalah besar..
Dulu aku yang mengatakan aku tak mampu menghadapi jarak..
Namun kini..kau yang menunjukkan bahwa kau tak mampu menghadapi jarak..
Dulu aku yang mengatakan aku membutuhkan seseorang disampingku..
Namun kini..Kau yang lebih membutuhkan orang yang bisa selalu berada di sampingmu..
Dulu kau yang sangat yakin bahwa cintamu takkan berakhir..
Namun kini..kau yang mengakhiri semuanya..

Mengambil keputusan seenaknya..
Tanpa memikirkan bagaimana aku.. bagaimana perasaanku..
Dengan santainya..
Kau mengumbar cintamu dengan orang yang baru..
Terlalu kejam kau tak memikirkan aku yang masih dalam keadaan tak menentu..
Atau kau sengaja melakukan semuanya agar aku berhenti berharap ?

Bukan begitu caranya..
Sungguh bukan begitu caranya...

Tiada lagi harapan..
Sia sia..
Apapun yang kulakukan takkan membuatmu kembali memikirkan semua yang lalu..
Usaha ku bertahan takkan kau anggap ada..
Hanya akan menyakiti ku saja..

Kini aku harus belajar untuk merelakan..
Kini aku harus belajar untuk mengikhlas..
Meninggalkanmu dengan sayatan dalam hatiku yang merobek begitu dahsyat..
Melepaskanmu dalam tetesan air mataku yang amat berharga..
Dan kau pantas mendapatkan penghargaan itu..
Karna kau sangat berharga untukku..

Sayang..
Aku bahagia jika kau menemukan seseorang yang akan selalu ada untukmu..
Kuharap kau tak akan rasakan hal yang sama seperti apa yang telah terjadi padaku..
Aku selalu berdoa untukmu..

Aku pasti akan sangat merindukan semua perbincangan kita..
Merindukan bagaimana kau memanggilku sayang..
Merindukan degup jantung yang begitu hebat saat melihatmu dan berbincang walau hanya melalui telepon genggam..
Merindukan gelora yang selalu muncur di setiap kau tertawa.. kita tertawa..
Merindukan isyarat isyarat yang tak terucap karna terlalu malu untuk saling mengungkapkan..
Merindukan getar hati saat cemburu oleh hal sepele yang ada disekitarmu..
Merindukan caramu membujukku untuk kembali tertawa..
Merindukan gaya bicaramu yang selalu membuatku tak tega..
Merindukan suaramu yang sudah terjerat oleh rasa kantuk..
Merindukan semua tentangmu..
Semua.. yang tak pernah bisa kulupakan..
Tiap detiknya..
Yang amat sangat mudah kuingat dalam memori otakku yang kecil..
Semuanya.. setiap detiknya.. setiap kata.. setiap tawa..
Aku ingat..
Aku ingat semuanya..
Tak bisa kulupakan..
Tak pernah bisa....... tak akan bisa....

Selamat tinggal, sayangku..
Kesayanganku..

Aku selalu menyayangimu..
Hatiku cukup luas untuk tetap menyimpanmu di dalamnya..
Dan aku akan selalu disini.. jikalau kau membutuhkanku lagi..
Aku selalu ingin menjadi alasan untukmu pulang..
Walau sebagai sahabat saja..

Ku harap kita bisa menjadi teman.. sahabat.. seperti dulu..
Seperti dulu saat kita belum pernah menyatu dalam ikatan cinta..
Terima kasih atas cintamu..